Archive for July, 2008

BIOGAS sebagai pengganti ENERGI ALTERNATIF dan PRODUK SAMPING BIOGAS sebagai PUPUK ORGANIK CAIR

Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin meningkat menjadikan para petani melirik peluang untuk menggantikan BBM dengan energi alternatif.  Salah satu energi alternatif itu adalah dengan menggunakan Biogas yang berbahan dasar Kotoran Ternak Segar (KTS) / feses ataupun limbah tahu yang dicampur dengan feses.

Bila sentral pertanian tersebut mayoritas adalah daerah peternakan sapi maka cukup dengan menggunakan KTS saja.  Akan tetapi bila bisa memanfaatkan limbah tahu seperti yang dilakukan para petani di Kabupaten  Klaten maka limbah tersebut dapat termanfaatkan dan ini dapat juga membantu untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan.

Tentu saja untuk mengelola Biogas dibutuhkan bahan dasar KTS dalam jumlah besar.  Untuk itu para petani di usahakan dapat mengembangkan secara bersamaan, sehingga kapasitas yang diperoleh akan semakin besar.  Dan ini bukan saja untuk kebutuhan memasak saja akan tetapi juga bisa untuk penerangan dll.

Sebagai contoh : Untuk DIGESTER  BIOGAS dengan ukuran 3 m3 dibutuhkan KTS sekitar 20 kg dan ini dapat                             menggantikan 1,5 lt MINYAK  TANAH dan dapat dipergunakan untuk MEMASAK  selama

2 jam.

KTS selain dipakai sebagai Bahan Baku BIOGAS, sisa ikutannya ( SLUDGE / lumpur ) dapat dimanfaatkan sebagai PUPUK ORGANIK, baik PADAT maupun CAIR.   SLUDGE ini telah mengalami fermentasi Anaerob oleh bakteri Metanogen sehingga bisa langsung digunakan untuk memupuk tanaman,  selain itu juga SLUDGE dapat digunakan untuk campuran PAKAN  IKAN terutama pakan ikan NILA atau MAS.

PROSES Terbentuknya SLUDGE

1. SLUDGE ( lumpur ) disaring dengan alat saring  lalu ditampung dalam drum plastik, dan untuk menambah kualitas POC ditambahkan tepung tulang atau tepung darah dan dibiarkan selama 7 hari.

2. Selanjutnya disaring kembali dengan kain bekas karung terigu dan di tampung lagi dalam drum plastik dan didiamkan selama 3-4 hari serta dipasang Aerator yang berguna untuk menghilangkan gas2 yang tertinggal.

3. Setelah itu Aerator dilepas dan didiamkan selama 2 hari agar partikel2 yang masih ada mengendap dan cairan yang dihasilkan menjadi bening.

4. Cairan bening inilah yang sudah siap untuk dipergunakan sebagai pupuk Organik Cair.

Proses pembuatan PUPUK ORGANIK CAIR dari kotoran ternak segar  dari awal hingga akhir membutuhkan waktu sekitar 20 s/d 27 hari dan gambaran nya adalah sebagai berikut:

KTS ( Kotoran Ternak Segar )—–>Bio reaktor ( Proses fermentasi 7-14 hr )—–>Gas BIO—->Penerangan dan Bahan Bakar Gas ( BBG ).

SLUDGE ( lumpur )+ bahan lain difermentasikan 7 hari—-> saring—->dipasang aerator selama 4 hr agar gas2 hilang—–> diendapkan 2hr—-> cairan bening siap jadi POC

July 28, 2008 at 10:00 am 16 comments

TIPS MEMBUAT TEMPE

Tempe adalah makanan sehat yang terbuat dari kedele.  Semua orang suka tempe karena rasanya yang enak, gurih dan menyehatkan.  Tempe mempunyai kandungan protein yang tinggi sehingga cocok sebagai pengganti protein bagi para vegetarian maupun para konsumen organik.  Selain harganya murah juga mudah di dapat dan gampang mengolahnya sebagai makanan sehat.

Bila ingin membuat tempe sendiri, siapa tahu sedang ada di negeri orang dan kangen dengan tempe.  Nah ada 6 langkah yang harus dilewati untuk mendapatkan hasil tempe yang berkualitas:

1. Pensortiran

2. Pencucian

3. Perebusan

4. Perendaman

5. Pencucian

6. Pemasakan dengan cara di kukus.

1. PENSORTIRAN

Langkah sortir di lakukan dengan cara pengayakan untuk memisahkan kedele dari kotoran-kotoran

yang ada seperti batu, daun,  debu dsb.  Selain itu juga untuk memisahkan kedele2 menurut ukurannya

masing2.  Yang besar dapat digunakan sebagai bahan baku tempe murni, sedang yang kecil sebagai

bahan baku tempe campuran.

2. PENCUCIAN

Dilakukan perendaman, kemudian di cuci dengan air bersih, diaduk-aduk dan di cuci kembali sampai

bersih dan terakhir ditiriskan.

3. PEREBUSAN

Direbus dengan air bersih sampai mendidih dan kedele hanya sampai setengah matang saja kemudian

diangkat dan ditiriskan kembali.

4. PERENDAMAN

Langkah selanjutnya direndam kembali pada bak yang terbuat dari batu bata dan semen, selama

semalaman sampai mengeluarkan lendir.

5. PENCUCIAN

Bila lendir sudah keluar ( lendir berwarna kuning dan berbau asam ), lalu ditiriskan dan di cuci kembali

dengan air bersih sampai bau asamnya hilang.  Kemudian kedele di aduk-aduk sampai kulit arinya pecah

dan dicuci lagi dengan air bersih dan tiriskan kembali.

6. PENGUKUSAN

Langkah berikutnya dimasak  dengan cara di kukus sampai setengah matang,  kemudian diangkat dan

dihamparkan ke para-para.  Dalam keadaan hangat-hangat kuku ditambahkan ragi tempe dan diaduk

sampai rata.  Setelah itu di bungkus dengan daun ataupun plastik. dan terakhir didiamkan semalaman

Pagi hari tempe siap matang dan dapat segera di olah untuk menjadi makanan sehat. Dan siap di santap.

NAH….. SELAMAT…… MENCOBA…..!!!!

July 8, 2008 at 6:52 am 4 comments

PESTISIDA NABATI

Keuntungan penggunaan PESTISIDA  NABATI  antara lain karena :

-Mudah di dapat

-Tidak memberikan efek negative

-Biaya murah

-Ramah lingkungan.

Beberapa tanaman yang sudah di aplikasikan dan di uji coba mempunyai fungsi sebagai berikut:

-Pestisida pengikat

-Rodentisida ( anti fertilitas )

-Moluskisida

-Penghambat tumbuh

-Penolak dan lain-lain

Tanaman-tanaman tersebut yang dapat di pakai sebagai bahan PESTISIDA  NABATI adalah:

-Piretrum ( Chrysantemum  Cinerariaefollium )

-Melaleuka ( Melaleuca bracteata )

-Tuba ( Derris eliptica)

-Cengkeh ( Eugenia aromatica )

-Gadung (Dioscorea composita )

-Mimba ( Azadirachta indica )

1. Piretrum ( Chrysantemum cinerariaefolium )

Mengandung metabolit sekunder piretrum yang mnyerang sistem syaraf serangga.

Konsentrasi piretrum 310 ppm dapat menekan :

– 100 % peletakan telur serangga C. Analis khususnya untuk biji kacang hijau.

– 95%   peletakan telur cricula tri fenestrata.

– 73 %  mortabilitas larva pada D. Polibete

– 96.6 % mortabilitas larva bila dicampur oleo risin lada.

– 83.3% mortalitas larva bila di campur minyak wijen.

Aplikasinya perlu di tambahkan bahan perekat agar tidak mudah tercuci air hujan

Piretrum cara bekerjanya cepat, aman bagi manusia dan hewan peliharaan.

2. MELALEUKA  ( Melaleuaca  bracteata )

Menghasilkan Methyl Eugenol dari penyulingan daunnya.  Methyl eugenol bersifat SEX  PHEROMONE

( PEMIKAT  SEX ).  Untuk menarik lalat buah jantan  Bractocera dorsalis .

Bisa juga di peroleh lewat ekstrasi sederhana, daya pikatnya hanya sedikit lebih rendah dari Methyl eugenol sulingan.

Aplikasinya efektif untuk melindungi berbgai jenis tanaman buah dari lalat buah, setara dengan

bahan sintetis petrogenol di pasaran.

3.  TUBA  ( Derris eliptica )

Mengandung metabolit sekunder  ROTENON terutama pada akarnya dan bersifat racun perut dan kon

tak yang tidak sistemik.   Sangat beracun terhadap siput murbai dan keong mas dimana 2 hama tadi

pada sistem mina padi biasa meracuni ikan.

4. CENGKEH (  Eugenia Aromantica )

Mengandung Eugenol pada bunga, daun dan gagang bunganya.

Diaplikasikan dalam bentuk Eugenol,  Minyak cengkeh atau tepung daun cengkeh.

Aplikasinya efektif mengendalikan penyakit busuk pangkal batang Vanila dan menekan populasi

F. Oxysporum dengan dosis 100gr tepung daun cengkeh.

5.  GADUNG ( Dioscorea  Composita )

Pada rimpangnya mengandung Steroid Saponin, Smilax Saponin dst,  mampu menekan populasi embrio

tikus sampai dengan mematikannya, dengan dosis 90 % gadung.

6. MIMBA ( Azadirachta Indica )

Mengandung Azadiractim sebagai berikut:

– racun penghambat tumbuh

– penghambat makan

– penghambat bertelur

– penghambat penetasan telur

– penghambat pertumbuhan larva C. trifenestrata.

July 7, 2008 at 4:59 am 6 comments


July 2008
M T W T F S S
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031