Archive for January, 2011

TANDA DEFISIENSI (KEKURANGAN) HARA PADA TANAMAN

@NITROGEN (N)@

Gejala : – Pertumbuhan terhambat (kerdil/kuntet)

– Warna daun tua menjadi hijau muda lalu menguning

– Jaringan mati, menjadi kering, merah coklat.

– Perkembangan buah kecil-kecil dan lekas masak.

Sumber hara organik:

– Tepung darah, tepung ikan,

– Urine sapi hasil fermentasi,

– Pupuk kandang ayam/sapi,

– Kompos.

@POSPOR (P)@

Gejala: – Pertumbuhan kuntet,

–  Batang daun keunguan,

– mati pucuk, disforsi daun,

– hasil produksi biji dan buah berkurang/rendah

Sumber hara organik:

– Batuan fosfat,

– abu tulang

– tepung tulang

– guano

– tepung bulu

@KALIUM (K)@

Gejala: – Daun tua menguning

– Ada bercak / berbintik pada daun,

– pinggiran daun menggulung ke bawah,

– tangkai buah lemah

– dan hasil panen menurun,

– cita rasa kurang manis

– batang tanaman kaku.

Sumber hara organik:

– tepung biji bunga matahari

– abu bambu

– sekam bakar

– pupuk kandang ayam/kambing.

@KALSIUM (Ca) @

Gejala: – ujung daun abnormal bentuknya,

– mati pucuk,

– daun termuda ada noda bercak,

– tulang daun kering,

– batangnya rapuh,

– pertumbuhan akar sangat kurang

Sumber hara organik:

– abu tulang,

– tepung guano,

– dolomit

– kalsit,

– zeolit

@MAGNESIUM (Mg)@

Gejala: – Jaringan antar tulang daun menguning pada daun tua ( mengalami klorosis)

– batang tanaman menjadi rapuh,

– daun tanaman biasanya menggulung ke atas

Sumber hara organik:

– abu tembakau,

– abu biji katun,

– kotoran ternak kering,

– tepung binatang laut

@BELERANG (S)@

Gejala:

– pertumbuhan kurang ( seperti N)

– daun menjadi hijau muda

– distorsi daun,

– daun menguning

– tulang daun warna kemerahan

– tanaman langsing dan rapuh/lunak

Sumber hara organik : – batuan sulfat, tepung belerang

@TEMBAGA (Cu)@

Gejala: – tunas daun di ujung mati, daun pucuk mati, tanaman kuntet.

@KLOR (Cl)@

Gejala: -daun klorotik, nekrosis, daun berwarna perunggu.

Sumber hara organik: garam.

@MANGAN (Mn)@

Gejala : – jala2 tulang daun hijau dengan hijau lebih dominan

January 25, 2011 at 7:45 am 6 comments

BERCOCOK TANAMAN ORGANIK

Banyak orang berpikiran mengkonsumsi sayuran organik itu mahal.  Memang benar… karena  dalam mengusahakan pertanian organik membutuhkan proses peralihan dari pertanian konvensional  yang menggunakan secara terus menerus pemakaian pupuk anorganik (kimia)  juga pestisida  kimia sintetis dan sarana produksi  yang berlebihan dan ini dapat membahayakan kesehatan menuju ke pertanian organik yang sehat dan alami dengan mengurangi penggunaan saprotan kimia sintetis secara bertahap.  Dan biasanya untuk mencapai kestabilan di butuhkan waktu 3 thn agar tanah  kembali mendapatkan keseimbangan ekosistem dimana tanah dapat subur lagi dan siap untuk ditanami.

Wajar bila produsen sayuran organik menjual dengan harga yang mahal dan ini menjadikan suatu yang  eksklusif,  tetapi jangan patah semangat untuk para petani tradisional yang memiliki modal dan lahan terbatas dapat juga mengusahakan  pertanian  sayuran organik.  Dengan cara mengusahakan pertanian terpadu seperti pertanian jaman dahulu.  Sebagai contoh :  beternak ayam di padukan dengan kolam ikan (longyam) dan kotoran ayam dapat di gunakan sebagai pupuk tanaman.  Memelihara kambing ataupun sapi bila mampu.  Ini di lakukan agar proses peralihan menuju tanaman organik dapat berjalan lancar dan meminimaliskan kerugian yang dapat berpengaruh langsung terhadap penghasilan.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk bertanam organik :

– Pemilihan lahan dan lokasi

– Pemilihan benih dan jenis komoditas

– Pengelolaan kesuburan tanah

– Pola tanam dan air

– Pengendalian hama penyakit dan gulma

– Tempat tanam

PEMILIHAN   LAHAN   DAN   LOKASI

@ Lahan harus bebas dari saprotan kimia sintetis (pupuk dan pestisida)

@ Bila lahan bekas tanaman non organik maka hrs dikonversi ke lahan organik secara bertahap dgn menggunakan pupuk organik. Ini bisa memakan waktu 2-3 thn untuk menjadi lahan benar2 organik.

@ Lokasi memegang peranan penting terutama untuk aspek pemasaran, jadi dicari lahan yg dekat dengan konsumen, pengangkutan, tersedianya sumber air dll.

PEMILIHAN  BENIH  DAN  JENIS  KOMODITAS

@ Benih sebaiknya bukan dari produk rekayasa.  Sebaiknya menggunakan benih lokal pertanian organik.

@ Penyemaian tanpa menggunakan bhn kimia (untuk penyelupan benih)

@ Komoditas yang dipilih untuk ditanam secara organik, harus sesuai dengan ketinggian tempat /lahan, suhu dan curah hujan di lokasi kebun / lahan.

PENGELOLAAN  KESUBURAN  TANAH

@ Menghindari penggunaaan pupuk kimia dan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) sintetis

@ Menambahkan bahan organik ke dalam tanah melalui pemberian pupuk alami atau kompos/kandang.

@ Menambahkan bahan mineral alami seperti : batuan phosphat, zeolit, kapur dolomit ke dalam tanah.

@ Sisa-sisa pembakaran tanaman/limbah: abu sekam/bambu, sekam bakar, tepung tulang, tepung ikan  dsb.

POLA  TANAM  DAN  AIR

@ Melakukan rotasi tanaman yang teratur dan melakukan penanaman tanaman yang tidak se famili (leguminoseae, cucurbitaceae, gramineae, cruciferae dll)).  Dengan rotasi, maka tanah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.

@ Melakukan multikultur (menanam lebih dari 1 jenis tanaman dalam 1 luasan lahan ) contoh: tumpang sari, tumpang gilir dan tanaman campuran.

@  Menggunakan air yang bebas dari bahan kimia sintetis.

@ Menanam tanaman pendamping pada lahan dengan waktu yang sama dan saling menguntungkan untuk mencegah serangan hama.  Contoh: tomat dan kol, tomat dan bawang2an, selada dan buncis, timun dan kol, buncis dan kubis dsb.

PENGENDALIAN  HAMA  PENYAKIT  DAN  GULMA

Ini dilakukan untuk mendorong keseimbangan hubungan predator dan memperbesar musuh alami yang menguntungkan dengan cara:

@ Memilih varietas yang sesuai

@  Melakukan rotasi tanaman yang teratur

@ Menggunakan bio pestisida atau pestisida nabati/botani

@ Menggunakan musuh alami termasuk pelepasan predator dan parasit.   Contoh: menggunakan agen hayati berupa bakteri, virus, jamur antagonis, nematoda dsb.

@ Sebaiknya menggunakan mulsa organik, contoh : jerami padi.

TEMPAT  TANAM

Penanaman secara organik dapat di lakukan di tanah  dan di polibag/pot.  Tempat bertanam umumnya diberi naungan dari plastik (green house), perangkap dan pelindung (insect screen).  Hal ini dilakukan agar tanaman terlindungi dari hujan dan serangan hama/penyakit secara langsung.

Bila semua langkah2 sudah terpenuhi maka tinggal menunggu hasilnya… selamat mencoba.

sumber : kiat bercocok tanam  sayuran organik – h.samsudin tendi satrio.

January 19, 2011 at 4:51 am 4 comments


January 2011
M T W T F S S
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
31